REVOLUSI AKHLAK DALAM
PERSPEKTIF PANCASILA
KAJIAN REFLEKTIF TEORITIS
H.Hamzah H.Syahrir
Pendahuluan :
Apa
yang menyebabkan krisis moral dan akhlak yang terus menghantam bangsa ini,
jawabannya adalah merevolusi akhlak para pejabat negara dan seluruh komponen
bangsa. Bagi bangsa Indonesia bahwa revolusi akhlak adalah kembali
mengimpelemenstasikan nilai-nilai Pancasila secara konsekuen dalam kehidupan
seluruh rakyat Indonesia.
Dekadensi
moral bangsa semakin parah dan mengkhawatirkan. Mulai dari maraknya demokrasi
kriminal, jual beli pulau, jabatan, maling uang umat, membantai umat, merampas
hak umat, korupsi, kebohongan dan menghalalkan segala cara, dan rakyat muak
dengan ketidakadilan.
Bangsa
ini merindukan sikap keadilan, kejujuran dan kesederhanaan dari para pengelola
negara. Menegakkan nilai-nilai luhur Pancasila yang sudah banyak terdistorsi
akibat budaya hedonis. Revolusi Akhlak melalui implementasi nilai-nilai
Pancasila mutlak diperlukan.
Revolusi mental berdasarkan
Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
Menjalankan
perintah dan menjauhi larangan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, Bersikap hormat menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Menjaga kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
Revolusi
mental berdasarkan Sila Pertama Menjalankan perintah
dan menjauhi larangan sesuai agama dan kepercayaan menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab, hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, Menjaga kerukunan hidup di
antara sesama umat beragama, Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaan, Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
Revolusi mental berdasarkan Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Berikap saling mencintai
sesama manusia, tenggang rasa dan tepa selira, Tidak semena-mena terhadap orang
lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Merasa diri sebagai bagian
dari seluruh umat manusia. Bersikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
Revolusi mental sesuai Sila
Ketiga Persatuan Indonesia
Menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup
dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa
kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Revolusi mental berdasarkan
Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Sebagai
warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada
orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.Menghormati
dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.Di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.Musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.Keputusan
yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Revolusi mental berdasarkan
Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong royongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi
pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak
milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak
menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain
yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan
kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Kesimpulan
1 |
Orang yang sedikit memiliki adab, ilmu, dan pengetahuan dalam
penghayatan dan pengamalan Pancasila, seringkali merasa lebih pandai dan
omong kosongnya lebih banyak |
2 |
Pancasila dasarnya
sila pertama, sila kedua dan sila ketiga, menjadi pokok tujuan adalah sila
kelima, dan cara untuk mencapainya adalah pada sila ke empat. |
3 |
Pancasila dalam
kedudukannya sebagai idiologi Negara mampu mempersatukan bangsa untuk
mewujudkan Bangsa Indonesia yang bersatu, sejahterah dan bermartabat |
4 |
Intoleran dan
rasialisme anti matoritas dan minoritas apapun seharusnya tidak terjadi
Negara Republik Indonesia, sungguh suatu aib yang memalukan, kalau bukan
karena hipokrisi pada kekuasaan |
5 |
Mempertahankan
Pancasila, dengan hidup dengan nilai-nilai Pancasila, semua orang dari suku
dan daerah memiliki hak yang sama di mata Negara dalam menjalankan agama dan
kepercayaannya |
6 |
Pancasila adalah
lima pondasi menjadi dasar hidup bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, sila
pertama adalah pondasi paling utama yang menjadi perekat seluruh keragaman
umat beragama |
7 |
Orang yang
mengadu domba Pancasila dengan agama adalah orang tidak berakhlak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar