Kamis, 14 Oktober 2021

 

REVOLUSI AKHLAK DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

KAJIAN REFLEKTIF TEORITIS

H.Hamzah H.Syahrir

 

Pendahuluan :

Apa yang menyebabkan krisis moral dan akhlak yang terus menghantam bangsa ini, jawabannya adalah merevolusi akhlak para pejabat negara dan seluruh komponen bangsa. Bagi bangsa Indonesia bahwa revolusi akhlak adalah kembali mengimpelemenstasikan nilai-nilai Pancasila secara konsekuen dalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia.

Dekadensi moral bangsa semakin parah dan mengkhawatirkan. Mulai dari maraknya demokrasi kriminal, jual beli pulau, jabatan, maling uang umat, membantai umat, merampas hak umat, korupsi, kebohongan dan menghalalkan segala cara, dan rakyat muak dengan ketidakadilan.

Bangsa ini merindukan sikap keadilan, kejujuran dan kesederhanaan dari para pengelola negara. Menegakkan nilai-nilai luhur Pancasila yang sudah banyak terdistorsi akibat budaya hedonis. Revolusi Akhlak melalui implementasi nilai-nilai Pancasila mutlak diperlukan.

Revolusi mental berdasarkan Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, Bersikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Menjaga kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Revolusi mental berdasarkan Sila Pertama Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai agama dan kepercayaan menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, Menjaga kerukunan hidup di antara sesama umat beragama, Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan, Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Revolusi mental berdasarkan Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Berikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa dan tepa selira, Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Merasa diri sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Bersikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Revolusi mental sesuai Sila Ketiga Persatuan Indonesia

Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Revolusi mental berdasarkan Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Revolusi mental berdasarkan Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Kesimpulan

1

Orang yang sedikit memiliki adab, ilmu, dan pengetahuan dalam penghayatan dan pengamalan Pancasila, seringkali merasa lebih pandai dan omong kosongnya lebih banyak

2

Pancasila dasarnya sila pertama, sila kedua dan sila ketiga, menjadi pokok tujuan adalah sila kelima, dan cara untuk mencapainya adalah pada sila ke empat.

3

Pancasila dalam kedudukannya sebagai idiologi Negara mampu mempersatukan bangsa untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang bersatu, sejahterah dan bermartabat

4

 

Intoleran dan rasialisme anti matoritas dan minoritas apapun seharusnya tidak terjadi Negara Republik Indonesia, sungguh suatu aib yang memalukan, kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan

5

Mempertahankan Pancasila, dengan hidup dengan nilai-nilai Pancasila, semua orang dari suku dan daerah memiliki hak yang sama di mata Negara dalam menjalankan agama dan kepercayaannya

6

Pancasila adalah lima pondasi menjadi dasar hidup bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, sila pertama adalah pondasi paling utama yang menjadi perekat seluruh keragaman umat beragama

7

Orang yang mengadu domba Pancasila dengan agama adalah orang tidak berakhlak

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar