Jumat, 26 Desember 2014

HUTBAH NIKAH PERANAN SUAMI ISTERI MEMBANGUN RUMAH TANGGA SAKINAH Oleh : Hamzah Widyaiswara LPMP Prov.NTT



Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulilahi   Rabbil   Alamin,   Wasalatu   Wasalamu   Ala   Asrafil   Ambiaka Walmursalin Wa Ala Alihi Wasabihi Aj  main,  Asahadu   Allah   Illaha   Illallah, Wahdahu    Lasarikalahu     Wa      Ashadu      Anna     Muhammadan     Abduhu Warasuluhu Amma Ba ad.

Hadirin para undangan yang kami hormati, kedua mempelai  bersama  keluarga  yang berbahagia.
Al hamdulillah   kita  patut memanjatkan   puji   syukur kepada   Allah   SWT. atas segala rahmat dan nikmatnya, Tuhan  yang maha pengasih dan penyayang. Selawat   dan   salam   yang   senantiasa   kita   curahkan  kepada   Nabi  Muhammad  SAW.  baik kepada keluarganya, sahabatnya, maupun  kepada pengikut-pengikutnya hingga sepanjang masa.

Kedua  mempelai  yang  berbahagia,  Untuk  mewakili orang tua  dan  keluarga,  ada   empat   hal yang perlu kami sampaikan kepada ananda berdua sebagai pengantar perjalanan hidup untuk membangun  rumah  tangga  yang  sakinah, mawadah warahmah.

Yang pertama Amanah.
Amanah  tidak   lain   merupakan   sesuatu   kepercayaan   di dalam   Akad   Nikah   dan  di dalam pernikahan  pada  hari  ini   orang  tua  wali  dari  mempelai   wanita   akan   menikahkan   ananda  berdua, yang tentunya merasa meyakini, bahwa apa yang akan di  amanatkan  pada  hari  ini  akan  terasa  aman  di tangan mempelai pria yang menerimannya.

Mempelai  pria  yang  berbahagia,  Isteri  merupakan   amanah   di   tanganmu, kesediaannya  untuk hidup bersamamu, Ia rela pisah   dengan  orang   tua   kandungnya,  bahkan  ia  sanggup   membuka   rahasianya   yang   sangat   dalam,  kerena  Isteri  menyadarinya  bahwa   kebahagiaan bersama  suami   akan  terasa  lebih  aman   jika  di   bandingkan   dengan   kebahagiaan   bersama orang tua  kandungnya, begitu  pula  pembelaan  suami  tidak   lebih  sedikit  jika   di  bandingkan dengan   pembelaan    saudara    kandungnya.  Keyakinan   seperti   ini   di  tuangkan   oleh   Isteri kepadamu,   dan    ini   pula   di   namai   Al  Qur,an    dengan  sebutan : Wa  ahad na  mingkum misyakan galidhan  Artinya:  Dan  Isteri  mengambil  perjanjian   dari  kamu  dengan   perjanjian yang    amat    kokoh.   Luruskanlah    amanah    tersebut,   janganlah    bimbang    dan   ragu,  dan   jangan   pula  melawan   di  dalam   menjalaninnya,   sebab   di  dalam   kehidupan   di   dunia   ini   sangat  di  perlukan   timbang   rasa   dan   pandang   pikir,   agar  amanah   yang   di terima   tidak
 ter abaikan.                                                             





Yang Kedua Tanggung Jawab.
Di tangan seorang menjadi suami, amanah nanti akan diserahkan sakralnya, besar dan beratnya bukanlah jasa, dan bukan pula barang, dari sinilah tanggung jawab mulai terpikulkan, sebab tumbuh dan lahir dari kalimat sakral, yang sebentar lagi akan diserahkan oleh orang tua wali dari mempelai wanita melalui Ijab dan qabul. Ijab dan qabul dalam pernikahan adalah membuat mempelai pria memiliki pasangan hidup yang sah, ia merupakan ketentuan Allah atas segala mahluknya, sebagaimana Allah SWT berfirman: Subha nallaji halakal ajwaja kullaha mimma tum bitul ardha wa min anfusihim wa mimma la yaklamun. Artinya: Maha suci Allah yang telah menciptakan  semuanya berpasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi dan dari jenis manusia, maupun dari mahluk-mahluk lain yang tidak diketahui oleh manusia.

Ananda berdua beda jenis, mengangkat janji dan tanggung jawab bersama, ketika Ijab dan qabul di mulai, pada saat itu pula akan terasa ada suatu perubahan, perubahan itu sangat memerlukan kesiapan mental, maka hal yang sangat penting adalah kesadaran ananda berdua bertanggung jawab pada keputusan sebelumnya sehingga pernikahan dapat dilangsungkan pada hari ini,  maka toleransi dan komunikasi yang santun sangat di perlukan dalam kehidupan.

Toleransi dan komunikasi merupakan peleburan  dua  sifat  dan  karakter  yang  berbeda , harus  di satukan dan tenggang rasa  yang sewajarnya agar terhindar dari pertengkaran dan perselisihan sehingga tidak menimbulkan keretakan rumah tangga ananda  berdua, tampa menjalankan toleransi dan komunikasi secara benar tidak bisa  mengandalkan  kebahagiaan rumah tangga ananda berdua dengan baik.
        
Menjalankan toleransi dan komunikasi   tidak semudah membalikkan telapak tangan,  tetapi kesadaran ananda berdua untuk bersama sama membangun dan menciptakan kadamaian  dan kebahagiaan rumah tangga yang sakinah, untuk itu harus dipahami dihayati dan diamalkan dalam kehidupaan ananda berdua.

Yang ketiga adalah sabar dan sholat
 Rumah tangga manapun perselisihan dan beda pendapat sering terjadi,  banyak  suka dan dukanya yang mewarnai kehidupan  rumah tangga setiap manusia, suka dan duka yang mewarnai kehidupan rumah tangga setiap manusia  itu merupakan ujian dan cobaan yang datang dari Allah hadapilah ujian dan percobaan itu dengan hati sabar, kerjakan sholat sebab Allah selalu memberikan teguran dan peringatan  kepada setiap manusia yang berlebihan agar setiap manusia, mau memperbanyak bersyukur kepadaNya, dan teguran dan peringatan kepada setiap manusia yang belum beruntung,  untuk tidak  selalu  berputus asa dari rahmat Allah SWT.
       
Orang yang beriman dan bertaqwa, tidaklah gampang berputus asa, ia selalu berusaha dan bertawakal kepada Allah SWT. bahwa setiap manusia harus sadar bahwa bersamaan dengan kesulitan ada kemudahannya. Maka jadikanlah sabar dan sholat untuk mewarnai kehidupan ananda berdua,   karena sabar dan sholat merupakan soko guru  yang terbaik dalam  mewujudkan  kabahagiaan  rumah  tangga  yang  sakinah  mawadah  warahmah.
       



Kebahagiaan rumah tangga tidaklah sermata mata kerena banyak harta dan berpangkat  tinggi, melainkan terletak pada kesadaran dan kesetiaan untuk mau menerima apa adanya dari pemberian Allah SWT. melalui usaha dan ikhtiar yang dilakukan  oleh  suami  sebagai pemegang amanah maupun usaha bersama. Ingat mempelai berdua . apabila kehidupan yang diawali dengan kepahitan dan berakhir dengan kemaniasan itulah rahmat Allah SWT. dan apabila kehidupan di awali dengan kemanisan dan berakhir dengan kepahitan itulah ajab Allah, pandailah menempatkan pilar pilar kehidupan agama  diatas perkara kehidupan  lainya.
        
Yang keempat adalah Hormat dan berbakti kepada orang tua
Semua kami yang hadir pada hari ini bersama  kedua orang tua dan keluarga,  adalah untuk  mengantar perjalanan  hidup ananda berdua  dan pada hari ini ananda berdua merasa memiliki dua orang ayah dan dua orang ibu, apa yang ananda lakukan terhadap orang tua,wajib  memberikan  hormat dan  berbakti kepadanya, dalam arti perlakukanlah orang tua  dengan sopan, siapapun orang tua, tampa membeda-bedakan, terutama di saat orang tua memasuki usia lanjut.
       
Sipapun orang tua, yang paling banyak yang di inginkan kepada anaknya bukanlah  harta  melainkan perlakuan anaknya walaupun tidak  sebanding  dengan  perlakuan orang tua dikala ananda bedua masih bayi hingga dapat di persandingkan pada ini, sesungguhnya yang terbanyak yang di inginkan  oleh orang tua adalah sopan  kata  dan  santun  bahasa, sebagai obat kesejukan hati orang tua hingga akhir hayatnya. Inilah sikap perilaku yang sangat diharapkan untuk membahagiakan orang tua. 

Dalam membangun dan membina rumah tangga yang bahagia secara baik dan benar adalah berada di pundak ananda berdua, baik dan tidaknya kembali kepada hak dan kewajiban, hak suami adalah kewajiban isteri dan hak isteri adalah kewajiban suami, antara hak dan kewajiban harus dilakukan secara seimbang Insya Allah, Allah SWT akan menggabungkan kebaikan ananda berdua di dunia dan di akhirat sebagaimana di dalam salah satu hadist kudsi Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Apabila aku menginginkan kata Allah untuk menggabung kebaikan di dunia dan di akhirat bagi seorang Muslim, maka aku jadikan hatinya khusu, lisannya berzikir, tubuhnya gampang sabar dan aku jodohkan dia kata Allah dengan isteri yang mukminah, yakmi isteri yang menyenangkan apabila dipandang, mampu menjaga kehormatan dirinya dan mampu memelihara harta suaminya.

Makna hadist tersebut tidaklah semata-mata di tujukkan kepada Isteri, sebaliknya suamipun  demikian yakni suami mukmin yang berhati Iman dan taqwa, mampu menjaga dan memelihara harta isteri dan sanggup menahan pandangan di balik isterinya. Bila suami isteri menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat, maka harus mampu menjaga dan memelihara pakaian kehidupannya Insya Allah, Allah akan menggabungkan kebaikan rumah tangga ananda berdua dan menjadikan hati ananda berdua khusu, yakni hati yang tidak terlintas sesuatu apapun yang bakal akan merusak ikatan perkawinan yang dijalani oleh ananda berdua pada hari ini. Perlakukanlah isteri dengan baik dan sopan dan janganlah memanfaatkan kelemahan dan kekurangan isterimu untuk memperlakukan dengan tidak berperikemanusiaan.



Kepada mempelai  pria  kami  mengharapkan, Jadikanlah  dirimu  sebagai nahkoda yang terbaik di dunia, tidak menenggelamkan perahu bersama awaknya, walaupun sering terjadi silang pendapat, pandailah memperhitungkan arah arus angin ombak dan gelombang untuk keselamatan perahu bersama awaknya, tempatkanlah keselamatan itu di atas pundak  ananda sebagai wujud tanggung jawab yang hakiki.

Kepada mempelai wanita kami berharap, jadikanlah dirimu sebagai pendamping yang bijaksana dalam memberikan usul saran yang baik kepada suami, tidak membocorkan rahasia rumah tangga kami bersama orang tua dan keluarga merasa yakin sebesar dan sekecil apapun bahagia dan kesulitan yang dihadapi oleh ananda harus di terima dengan lapang dada, saling memberi pengertian dalam membina dan membangun rumah tangga yang sakinah.

Akhirnya jagalah lisan dan perilaku ananda berdua di lingkungan masyarakat, tidak melecehkan nama baik orang tua dan keluarga, senyum dan hormati kepada orang tua dan  kepada siapa saja, sepanjang  tidak  merusak  kehidupan  ananda  berdua, sabar dan kerjakan sholat dengan  sungguh-sungguh untuk memohon kepada Allah SWT. berupa kesehatan, keselamatan dan kemudahan buat ananda berdua, orang tua dan keluarga maupun untuk keluarga yang telah mendahului ananda berdua. Kami bersama orang tua, keluarga dan para undangan mengucapkan selamat membangun rumah tangga yang sakinah, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan merahmati rumah tangga ananda berdua.

Hadirin para undangan yang kami hormati, marilah kita  berdoa untuk mengantar kedua ananda kita ini, Amin, Bismillahirrahmanirrahim, Allhumma Ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan penyayang, Limpahkan rahmat dan kasih sayangmu kepada kedua hambamu, orang tua dan keluarganya, para undangan, maupun kepada seluruh rumpun keluarganya agar kehidupannya indah dipandang karena kebesaranmu, segar dan sejuk karena atas karamahanmu, mudahkanlah perjalanan hidupnya, janganlah engkau persulitkan di dalam kelemahannya, berikanlah keturunan yang soleh dan solihah kepadanya, lindungilah mereka dari pikiran yang sesat di kala mereka menerima hikmah, bebaskanlah mereka dari ke angkuhan dan kesombongan di kala mereka menerima nikmatmu, hindarkanlah mereka dari belenggu putus asa di kala mereka menghadapi hambatan, lepaskanlah mereka dari jaringan tipu daya syetan bila menyeret mereka ke dalam kesesatan, tetapkanlah Iman dan Islam ke dalam hati mereka, tunjukkanlah kepastian dan kebenaranmu ke dalam diri mereka, luruskanlah kehidupan mereka, berikanlah kekuatan kepada mereka untuk mengikutinya, nampakkanlah kebesaran dan kebatilanmu kepada mereka, bukakanlah pintu taubat kepada mereka, berikanlah hidayahmu kepada mereka untuk menjauhinya. Ampunilah dosa mereka terhadap kedua orang tuanya, Terimalah doa dan permohonan mereka, karena engkau maha mendengar dan maha menerimanya. Rabbana atina fidunnya hasanah wa fil ahirati hasanah wakina ajabannar, Subhanarrabik rabbil ijati amma yasifun wasalamun  alal  mursalin  wal  hamdulilahirabbil alamin.


 Assalamu  Alaikum  Warahmatullahi  Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar