PEMBELAJARAN IPS PADA SEKOLAH DASAR
Oleh : Hamzah LPMP NTT
Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana yang mengatur tentang tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana yang mengatur tentang tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulun Satuan
Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada
standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari
Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP diberlakukan secara bertahap
mulai tahun ajaran 2006/2007 hingga tahun ajaran 2009/2010 sudah merata di
semua kelas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah . Gaung nya sudah
menggema ke seluruh pelosok persada tanah air tercinta, Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), khususnya di kalangan pendidikan. Dalam Struktur
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan
lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS.
Tulisan ini mencoba memberikan
deskripsi tentang hal-hal apa saja yang perlu diketahui, dipahami, dan
diimplementasikan dari Kurikulum SD khususnya mata pelajaran
IPS; sekolah dasar, pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pelajaran
IPS dalam struktur Kurikulum SD, tema-tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian,
metode pembelajaran, penlaian,dan penutup.
1. Pelajaran IPS untuk Sekolah
Dasar
Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun.
Anak dalam kelompok usia 7-11
tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan
intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang
dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan mereka pedulikan sekarang (kongkrit), bukan
masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Bahan materi IPS penuh
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu,
perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual,
akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan
adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan
kepada peserta dsidik.
Berbagai cara dan teknik
pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak dipahami anak.
Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan
yang abstrak dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan
gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambing, keterangan lanjut, atau
elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami peserta. Oleh sebab itu IPS SD
bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan
lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan
spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit
menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya : dunia-negara
tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.
2. Pola Pendekatan Lingkungan Yang Semakin Meluas
2. Pola Pendekatan Lingkungan Yang Semakin Meluas
Pembelajaran IPS akan dimulai
dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW,
kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara-negara
tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang
menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil
yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah
entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan
memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya.
Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi
berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan
mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam
dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan
membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak
(Farris and Cooper, 1994 : 46).
3. Pelajaran IPS Dalam Struktur Kurikulum
Pendidikan IPS SD disajikan
dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada
fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan
temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta
terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara
filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan
(skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik.
Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara public
(Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
IPS merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial . Memuat materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan :
a. Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis,rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan
keteramplan dalam kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan
berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek :
a. Manusia, tempat, dan
lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan
perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan
4. Tema-tema IPS yang Perlu
Mendapat Perhatian
Secara gradual, di bawah ini akan
diungkapkan beberapa tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
a. IPS SD sebagai Pendidikan Nilai
(value education), yakni : Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan
norma-norma keluarga dan masyarakat; Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah
dimiliki siswa; Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati
hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity
of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.
b. IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural _ocial_on), yakni
Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar; Menghormati perbedaan etnik,
budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa;· Persamaan dan keadilan
dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.
c. IPS SD sebagai Pendidikan Global
(global education), yakni : Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
peradaban di dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran
semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia;
Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
5. Metode Pembelajaran IPS SD
Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewsaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan
tersebut diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Sesuai dengan karakteristik anak
dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan
menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli
peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan
metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning
model; role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat
kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik.
Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)
yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangakan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sember dan alat Bantu belajar
termasuk pemnfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya,
agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.
6. Penilaian
Penilaian dilakukan melalui
penilaian berbasis kelas. Penilaian
diarahkan untuk mengukur pencapai indikator hasil belajar siswa, dengan
menerapakan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, adanya
bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten. Penilaian pencapaian kompetensi
sebgai hasil belajar siswa diperoleh melalui serangkaian penilaian selama dan
setelah proses belajar mengajar, yang meliputi ranah kognitif,efektif dan
psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai
macam bentuk alat penilaian. Selain penilaian tertulis , dapat juga menggunakan
model penilaian perbuatan, penugasan,produk atau portofolio.
Penutup
Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Landasan permasalahan yang
menyangkut kondisi kemasyarakatan membebani IPS SD dengan tekanan-tekanan dalam
bentuk tuntutan keinginan dan harapan yang tidak sesuai dengan tingkat
kematangan fisik, mental, dan intelektual siswa SD, dan berada di luar
jangkauan peraihannya.
Bagi guru, tekanan dan
tuntutan melaksanakan program baru ini juga tidak kecil. Mereka harus
dipersiapkan agar mampu menyajikan ilmu untuk jenjang Sekolah Dasar dengan
metode-metode pembelajaran yang beragam, bervarisi,aktif, efektif dan
menyenankan agar lebih menarik.
Daftar Pustaka
Depdiknas, Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD,2007, Pedoman
penyuunan KTSP SD.Jakarta : Badan Standar Nsional Pendidikan
Depdiknas Dirjen PMPTK , 2007,
Landasan Konsep Prinsip dan Strategi PAKEM, Jakarta,Direktorat Pembinaan
Diklat.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar